glodok pancoran Things To Know Before You Buy

This usually ends in guests not actually suffering from where by locals store or how they shop in advance of they go away town.

What we favored most about Kopi Es Tak Kie was its down-to-earth charm and convivial ambiance. On our arrival, the place was buzzing with people today sitting elbow to elbow, reminding us from the very small cafes in Hong Kong.

Ghijsels adhered to some layout philosophy that valued simplicity as essentially the most immediate route to splendor, a basic principle brilliantly exemplified within the framework of Jakarta Kota Station.

The temple is actually a image of inter-religion tolerance. In Ramadhan, many foods are provided to feed Muslims who speedy in breaking time.

Pie oh biasanya disajikan dengan kuah herbal atau tausi dan paling enak disantap pakai nasi atau cakwe. Selain cita rasanya yang khas, makanan ini juga terkenal karena cukup tidak lazim dikonsumsi masyarakat.

Umumnya, orang non-Sunda sering merubah huruf terakhir G menjadi K sehingga lebih sering terdengar dengan sebutan Glodok.

Usianya yang sangat panjang menjadikan bangunan tersebut sebagai saksi bisu berbagai peristiwa di sekitarnya.

Perempuan berusia 29 tahun itu ingin orang muda memiliki semangat untuk membuat Glodok menjadi tempat yang keren dan penuh kehidupan, seperti di zaman orangtuanya.

Teknik memasak yang digunakan juga ada dua, yakni goreng kering atau dibanjiri kuah merah menggunakan angkak, check here beras merah Tiongkok. Meski makanan yang dijual tidak lazim, tapi Rumah Makan Asang masih berdiri sampai sekarang dan termasuk restoran Tionghoa yang legendaris.

Obtaining all over: Almost all of Kota Tua is totally pedestrianised, perfect for a self-guided strolling tour. There's also bicycles for rent, and you'll abide by a marked route to the preferred attractions in Kota Tua.

Berkaca dari sejarah Glodok dan perkembangannya hingga sekarang, Andri berharap generasi-generasi muda tidak menjadi ‘kacang lupa kulit’. Yakni, mereka perlu melestarikan budaya dan tradisi mereka sebagai orang Indonesia dan juga orang etnis Tionghoa.

Selain pecinan di Glodok, ia juga pernah berkunjung ke pecinan yang ada di Semarang dan Malaysia. Menurutnya, Pecinan Glodok memiliki daya tarik tersendiri dari hawa yang muncul di tengah gang dan jalanan sempit penuh toko.

Laksa Lao Hoe ini bagi Ci Linda adalah upaya berdaya di masa tua, tidak mau menyerah dengan umur dan pikiran yang pikun, bersama suaminya yang berusia seventy three tahun Ci Linda mengelola warung ini. Adik dan Kakak Linda pun turut mengelola warung ini, semua sudah lanjut usia.

“Karena kan kita tahu ya kalau Glodok kental banget dengan Chinese tradition ya, jadi saya memutuskan untuk pergi ke sini karena ingin tahu gimana sebenarnya sejarahnya,“ katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *